Hallo sobat mwb'er..
Di New post kali ini saya akan share tentang Asal usul kota indramayu
Yaitu asal usul daerah saya sendiri.
Sebagi warga negara yang baik,seharusnya kita harus tau dan melestarikan budaya kita sendiri.
Dan juga menghormati nenek moyang kita yang telah susah payah membuka dan membangun daerah kita.
Iya khan sobat?
Dan yuk kita simak aja Cerita nya..
Menurut Kitab "Babad Dermayu".
Bahwa penghuni partama daerah Indramayu adalah Raden Aria Wiralodra.
Beliau berasal dari daerah Bagelen Jawa Tengah.
Putra Tumenggung Gagak Singalodra.
Sejak kecil beliau punya ke inginan membangun sebuah negara untuk kelak di wariskan kepada anak-cucunya.
Dan untuk mewujudkan cita-citanya yang luhur tersebut ia gemar melatih diri dalam olah Kanuragan,tirakat dan bertapa.
Suatu masa Raden Wiralodra menjalankan tapa brata di perbukitan melaya di kaki gunung Sumbing.
Setelah melampaui tiga tahun ia mendapat wangsit “Hai Wiralodra.. Apa bila engkau ingin berbahagia serta keturunanmu..
pergilah engkau ke arah matahari terbenam dan carilah sungai yang bernama Cimanuk.
Mana kala engkau telah tiba di sana berhentilah dan babad ( tebang ) lah hutan dan menetaplah”.
Dan demi melaksanakan wangsitnya,Raden Wiralodra di dampingi abdinya Ki Tinggil berangkat ke arah barat untuk mencari sungai Cimanuk tersebut dan konon di ceritakan memakan waktu tiga tahun.
Suatu senja sampailah mereka disebuah sungai yang amat besar.
Raden Wiralodra mengira sungai itu adalah Cimanuk,maka bermalamlah dia di situ.
Dan ketika pagi-pagi bangun mereka melihat ada orang tua yang menegur mereka dan menanyakan tujuan mereka.
Raden Wiralodra menjelaskan apa maksud dan tujuannya perjalanan mereka,namun orang tua itu berkata “Hai cucuku.. Tuan telah tersesat,sungai ini bukan Cimanuk,adapun Cimanuk telah terlewat, yaitu terletak di sebelah timur, jadi tuan balik lagi dan berjalanlah ke arah timur laut”.
Setelah barkata demikian orang tua tersebut lenyap dan orang tua itu menurut riwayat adalah Ki Buyut Sidum ( Kijang Penanjung ) dari Pajajaran.
( Ki Sidum dalah seorang panakawan Sri Baduga yang hidup antara tahun 1474 - 1513 ).
Kemudian Raden Wiralodra dan Ki Tinggil melanjutkan perjalanan menuju timur laut dan setelah berhari- hari mereka melihat sungai besar,Wiralodra berharap sungai tersebut adalah Cimanuk.
Dan tiba-tiba dia melihat kebun yang indah,namun pemilik kebun tersebut sangat congkak sampai Wiralodra tak kuasa mengendalikan emosinya.
ketika ia hendak membanting pemilik kebun itu,orang itu lenyap dan hanya ada suara “Hai cucuku Wiralodra.. ketahuilah bahwa hamba adalah Ki Sidum dan sungai ini adalah sungai Cipunegara,sekarang teruskanlah perjalanan kearah timur lagi,manakala engkau menjumpai seekor kijang bermata berlian,ikutilah di mana kijang itu lenyap,maka itulah sungai Cimanuk.
Apapila kelak tuan membabad hutan Cimanuk,bertapalah dan jangan tidur karena hal itu penting untuk kebahagiaan anak cucu tuan di kemudian hari”.
Lalu mereka melanjutkan perjalanan kembali dan bertemulah mereka dengan seorang perempuan bernama Dewi Larawana yang memaksa untuk di persunting Wiralodra, namun Wiralodra menolaknya hingga membuat gadis itu marah dan menyerangnya.
Dan pertarungan pun terjadi,setelah Wiralodra mengeluarkan senjatanya ke arah Lara wana,dan gadis itupun lenyap,bersama'an dengan itu muncul-lah seekor kijang.
Lalu Wiralodra segera mengejarnya kijang tersebut yang lari kearah timur,ketika kijang itu lenyap maka tampaklah sebuah sungai besar.
Karena kelelahan Wiralodra tertidur dan bermimpi bertemu dengan Ki Sidum yang berkata, “Hai cucuku.. inilah hutan Cimanuk yang di cari,di sinilah kelak tuan bermukim.”
( Dan untuk mengenang jasa-jasa ki sidum ( kijang penanjung ) maka bunderan yang di sebelah barat dari sport center indramayu di namakan bunderan kijang ).
Setelah ada kepastian lewat mimpinya itu Wiralodra dan Ki Tinggil segera membuat gubug dan membuka ladang dan menetap di sebelah barat ujung sungai Cimanuk.
Singkat cerita akhirnya tersiarlah ke segenap pelosok bahwa di hutan Cimanuk telah berdiri sebuah pedukuhan.
Pedukuhan Cimanuk tersebut makin hari makin banyak penghuninya.
Pendatang baru terus berdatangan,diantaranya seorang wanita cantik yang datang membawa bibit-bibitan,baik bibit padi maupun palawija dan sayur-sayuran.
Dia adalah Nyi Endang Dharma seorang wanita paripurna yang kelak bersama-sama Raden Wiralodra mengembangkan Indramayu.
Karena kemahirannya dalam ilmu kanuragan maka telah mengundang Pangeran Guru dari Palembang,dia datang ke lembah Cimanuk bersama 24 muridnya untuk menantang Nyi Endang Darma,tapi semuanya tewas.
( yang sekarang terkenal dengan “Makam Selawe”).
Melihat kejadian itu Ki Tinggil tergerak untuk melaporkannya kepada Raden Wiralodra yang saat itu sedang pulang ke Bagelen.
Karena merasa ketentraman penduduknya terusik,Raden Wiralodra pun kembali ke Cimanuk untuk mendengarkan kejadian yang sebenarnya dari Nyi Endang Darma.
Setelah mendengar penjelasan dari Nyi Endang Darma, Wiralodra mengakui kebenaranya, namun karena ingin menyaksikan langsung kehebatan Nyi Endang Darama,Raden Wiralodra turun untuk adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma.
Akhirnya Nyi Endang Darma kewalahan dengan serangan- serangan Wiralodra,maka Nyi Endang Darma pun meloncat terjun ke dalam sungai Cimanuk dan mengakui kekalahan nya.
Wiralodra mengajak pulang Nyi Endang Darma untuk bersama-sama melanjutkan membangun pedukuhan,namun Nyi Endang Darma menolak dan hanya berpesan, “Jika kelak tuan hendak memberi nama pedukuhan ini,maka namakan lah dukuh ini dengan nama hamba, kiranya permohonan hamba ini tidak berlebihan,karena hamba juga ikut andil dalam usaha membangun daerah ini”.
Setelah itu Nyi Endang Darma lenyap.
Pada suatu saat yang telah di tentukan,di resmikanlah pedukuhan Cimanuk tersbut,dalam sambutannya Wiralodra berkata “Untuk mengenang jasa orang yang telah ikut membangun pedukuhan ini,maka pedukuhan ini kami namakan “DARMA AYU”.
Nama "Darma Ayu" atau "Derma-yu".
Di ambil dari nama Endang "Darma" yang "Ayu atau cantik.
Karena parasnya Nyi Endang Darma benar-bener jelita ( ayu ).
Dan sampai akhirnya sekarang menjadi nama "Indramayu".
Dan Indramayu juga terkenal dengan sebutan kota mangga,karena indramayu terkenal dengan penduduknya yang penghasilan mangga dan juga terkenal dengan mangganya yang manis dan harum.
Ya udah sobat mwb'er..
Itulah sekelumit legenda indramayu..
Kiranya postingan ini bermanfa'at buat anda semua.
Sekian dan terima kasih.
engejarnya
kijang tersebut yang lari
kearah timur,ketika kijang itu lenyap tampaklah sebuah sungai
besar.Karena kelelahan Wiralodra tertidur dan bermimpi bertemu dengan Ki
Sidum yang berkata, “Hai cucuku inilah huta - See more at:
http://boy-lozarang.blogspot.co.id/2013/05/asal-usul-sejarah-kota-indramayu.html#sthash.sm4KXiXv.dpuf
asal-usul sejarah kota indramayu
Raden Aria Wiralodra,yang berasal dari daerah Bagelen Jawa Tengah,putra Tumenggung yang barnama Gagak Singalodra. Sejak kecil dia ingin membangun suatu Negara untuk diwariskan kelak kepada cucu-cucunya.
Dan untuk mewujudkan cita-citanya tersebut ia gemar melatih diri dalam olah Kanuragan,tirakat dan bertapa. Suatu masa Raden Wiralodra menjalankan tapa brata dan semedi di perbukitan melaya di kaki gunung Sumbing, setelah melampaui masa tiga tahun ia mendapat wangsit “Hai Wiralodara, apa bila engkau ingin berbahagia serta keturunanmu,pergilah merantau ke arah matahari terbenam dan carilah sungai Cimanuk, mana kala engkau telah tiba disana berhentilah dan tebanglah hutan belukar secukupnya untuk pedukuhan dan menetaplah di sana”. Demi melaksanakan wangsitnya,Raden Wiralodra didampingi abdinya Ki Tinggil. Berangkat ke arah barat untuk mencari sungai Cimanuk dan konon di ceritakan memakan waktu tiga tahun.
Suatu senja sampailah mereka disebuah sungai yang amat besar,Raden Wiralodra mengira sungai itu adalah Cimanuk,maka bermalamlah disitu dan ketika pagi-pagi bangun mereka melihat ada orang tua yang menegur mereka dan menanyakan tujuan mereka.Raden Wiralodra menjelaskan apa maksud dan tujuannya perjalanan mereka, namun orang tua itu berkata “Hai cucuku, tuan telah tersesat, sungai ini bukan Cimanuk, adapun Cimanuk telah terlewat, yaitu terletak di sebelah timur, jadi tuan balik lagi dan berjalanlah kearah timur laut”. Setelah barkata demikian orang trsebut lenyap dan orang tua itu menurut riwayat adalah KiBuyut Sidum,Kidang Penanjung dari Pajajaran.Ki Sidum dalah seorang panakawan tumenggung Sri Baduga yang hidup antara tahun 1474 - 1513. Kemudian Raden Wiralodra dan Ki Tinggil melanjutkan perjalanan menuju timur laut dan setelah berhari- hari mereka melihat sungai besar,Wiralodra berharap sungai tersebut adalah Cimanuk dan tiba- tiba dia melihat kebun yang indah namun pemilik kebun tersebut sangat congkak sampai Wiralodra tak kuasa mengendalikan emosinya,ketika ia hendak membanting pemilik kebun itu,orang itu lenyap hanya ada suara “Hai cucuku Wiralodra ketahuilah bahwa hamba adalah Ki Sidum dan sungai ini adalah sungai Cipunegara,sekarang teruskanlah perjalanan kearah timur,manakala menjumpai seekor kijang bermata berlian ikutilah dimana kijang itu lenyap,maka itulah sungai Cimanuk.Kelak tuan membabad hutan Cimanuk bertapalah jangan tidur karena hal itu penting untuk kebahagiaan anak cucu tuan di kemudian hari”.
Mereka melanjutkan perjalanan kembali bertemulah mereka dengan seorang perempuan bernama Dewi Larawana yang memaksa untuk di persunting Wiralodra namun Wiralodra menolaknya hingga membuat gadis itu marah dan menyerangnya.Wiralodra mengeluarkan cakranya kearah Larawana,dan gadis itupun lenyap barsamaan dengan munculnya seekor kijang.Wiralodra segera mengejarnya kijang tersebut yang lari kearah timur,ketika kijang itu lenyap tampaklah sebuah sungai besar.Karena kelelahan Wiralodra tertidur dan bermimpi bertemu dengan Ki Sidum yang berkata, “Hai cucuku inilah hutan Cimanuk yang di cari, di sinilah kelak tuan bermukim.
”Setelah ada kepastian lewat mimpinya itu Wiralodra dan Ki Tinggil segera membuat gubug dan membuka ladang dan menetap di sebelah barat ujung sungai Cimanuk. Akhirnya tersiarlah ke segenap pelosok bahwa di hutan Cimanuk telah berdiri sebuah pedukuhan.Pedukuhan Cimanuk tersebut makin hari makin banyak penghuninya.Pendatang terus berdatangan,diantara nya seorang wanita cantik yang datang membawa bibit-bibitan, baik bibit padi maupun palawija dan sayur-sayuran. Dia adalah Nyi Endang Dharma seorang wanita paripurna yang kelak bersama-sama Raden Wiralodra mengembangkan Indramayu.Karena kemahirannya dalam ilmu kanuragan maka telah mengundang Pangeran Guru dari Palembang,dia datang ke lembah Cimanuk bersama 24 muridnya untuk menantang Nyi Endang Darma,semua tewas, yang selanjutnya dikuburkan yang sekarang terkenal dengan “Makam Selawe”.
Melihat kejadian itu Ki Tinggil tergerak untuk melaporkannya kepada Raden Wiralodra yang saat itu sedang pulang ke Bagelen.Karena merasa ketentraman penduduknya terusik Raden Wiralodra pun kembali ke Cimanuk untuk mendengarkan kejadian yang sebenarnya dari Nyi Endang Darma.Setelah mendengar penjelasan dari Nyi Endang Darma, Wiralodra mengakui kebenaranya, namun karena ingin menyaksikan langsung kehebatan Nyi Endang Darama,Raden Wiralodra turun untuk adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma.Akhirnya Nyi Endang Darma kewalahan dengan serangan- serangan Wiralodra maka Nyi Endang Darma pun meloncat terjun ke dalam sungai Cimanuk dan mengakui kekalahannya.Wiralodra mengajak pulang Nyi Endang Darma untuk bersama-sama melanjutkan pembangunan pedukuhan namun Nyi Endang Darma tidak mau dan hanya berpesan, “Jika kelak tuan hendak memberi nama pedukuhan ini maka namakan lah dengan nama hamba, kiranya permohonan hamba ini tidak berlebihan,karena hamba ikut andil dalam usaha membangun daerah ini”. Pada suatu saat yang telah ditentukan diresmikanlah pedukuhan Cimanuk tersbut, dalam sambutannya Wiralodra berkata “Untuk mengenang jasa orang yang telah ikut membangun pedukuhan ini maka pedukuhan ini kami namakan “DARMA AYU” yang sekarang bernama indramayu,..
asal-usul sejarah kota indramayu
Raden Aria Wiralodra,yang berasal dari daerah Bagelen Jawa Tengah,putra Tumenggung yang barnama Gagak Singalodra. Sejak kecil dia ingin membangun suatu Negara untuk diwariskan kelak kepada cucu-cucunya.
Dan untuk mewujudkan cita-citanya tersebut ia gemar melatih diri dalam olah Kanuragan,tirakat dan bertapa. Suatu masa Raden Wiralodra menjalankan tapa brata dan semedi di perbukitan melaya di kaki gunung Sumbing, setelah melampaui masa tiga tahun ia mendapat wangsit “Hai Wiralodara, apa bila engkau ingin berbahagia serta keturunanmu,pergilah merantau ke arah matahari terbenam dan carilah sungai Cimanuk, mana kala engkau telah tiba disana berhentilah dan tebanglah hutan belukar secukupnya untuk pedukuhan dan menetaplah di sana”. Demi melaksanakan wangsitnya,Raden Wiralodra didampingi abdinya Ki Tinggil. Berangkat ke arah barat untuk mencari sungai Cimanuk dan konon di ceritakan memakan waktu tiga tahun.
Suatu senja sampailah mereka disebuah sungai yang amat besar,Raden Wiralodra mengira sungai itu adalah Cimanuk,maka bermalamlah disitu dan ketika pagi-pagi bangun mereka melihat ada orang tua yang menegur mereka dan menanyakan tujuan mereka.Raden Wiralodra menjelaskan apa maksud dan tujuannya perjalanan mereka, namun orang tua itu berkata “Hai cucuku, tuan telah tersesat, sungai ini bukan Cimanuk, adapun Cimanuk telah terlewat, yaitu terletak di sebelah timur, jadi tuan balik lagi dan berjalanlah kearah timur laut”. Setelah barkata demikian orang trsebut lenyap dan orang tua itu menurut riwayat adalah KiBuyut Sidum,Kidang Penanjung dari Pajajaran.Ki Sidum dalah seorang panakawan tumenggung Sri Baduga yang hidup antara tahun 1474 - 1513. Kemudian Raden Wiralodra dan Ki Tinggil melanjutkan perjalanan menuju timur laut dan setelah berhari- hari mereka melihat sungai besar,Wiralodra berharap sungai tersebut adalah Cimanuk dan tiba- tiba dia melihat kebun yang indah namun pemilik kebun tersebut sangat congkak sampai Wiralodra tak kuasa mengendalikan emosinya,ketika ia hendak membanting pemilik kebun itu,orang itu lenyap hanya ada suara “Hai cucuku Wiralodra ketahuilah bahwa hamba adalah Ki Sidum dan sungai ini adalah sungai Cipunegara,sekarang teruskanlah perjalanan kearah timur,manakala menjumpai seekor kijang bermata berlian ikutilah dimana kijang itu lenyap,maka itulah sungai Cimanuk.Kelak tuan membabad hutan Cimanuk bertapalah jangan tidur karena hal itu penting untuk kebahagiaan anak cucu tuan di kemudian hari”.
Mereka melanjutkan perjalanan kembali bertemulah mereka dengan seorang perempuan bernama Dewi Larawana yang memaksa untuk di persunting Wiralodra namun Wiralodra menolaknya hingga membuat gadis itu marah dan menyerangnya.Wiralodra mengeluarkan cakranya kearah Larawana,dan gadis itupun lenyap barsamaan dengan munculnya seekor kijang.Wiralodra segera mengejarnya kijang tersebut yang lari kearah timur,ketika kijang itu lenyap tampaklah sebuah sungai besar.Karena kelelahan Wiralodra tertidur dan bermimpi bertemu dengan Ki Sidum yang berkata, “Hai cucuku inilah hutan Cimanuk yang di cari, di sinilah kelak tuan bermukim.
”Setelah ada kepastian lewat mimpinya itu Wiralodra dan Ki Tinggil segera membuat gubug dan membuka ladang dan menetap di sebelah barat ujung sungai Cimanuk. Akhirnya tersiarlah ke segenap pelosok bahwa di hutan Cimanuk telah berdiri sebuah pedukuhan.Pedukuhan Cimanuk tersebut makin hari makin banyak penghuninya.Pendatang terus berdatangan,diantara nya seorang wanita cantik yang datang membawa bibit-bibitan, baik bibit padi maupun palawija dan sayur-sayuran. Dia adalah Nyi Endang Dharma seorang wanita paripurna yang kelak bersama-sama Raden Wiralodra mengembangkan Indramayu.Karena kemahirannya dalam ilmu kanuragan maka telah mengundang Pangeran Guru dari Palembang,dia datang ke lembah Cimanuk bersama 24 muridnya untuk menantang Nyi Endang Darma,semua tewas, yang selanjutnya dikuburkan yang sekarang terkenal dengan “Makam Selawe”.
Melihat kejadian itu Ki Tinggil tergerak untuk melaporkannya kepada Raden Wiralodra yang saat itu sedang pulang ke Bagelen.Karena merasa ketentraman penduduknya terusik Raden Wiralodra pun kembali ke Cimanuk untuk mendengarkan kejadian yang sebenarnya dari Nyi Endang Darma.Setelah mendengar penjelasan dari Nyi Endang Darma, Wiralodra mengakui kebenaranya, namun karena ingin menyaksikan langsung kehebatan Nyi Endang Darama,Raden Wiralodra turun untuk adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma.Akhirnya Nyi Endang Darma kewalahan dengan serangan- serangan Wiralodra maka Nyi Endang Darma pun meloncat terjun ke dalam sungai Cimanuk dan mengakui kekalahannya.Wiralodra mengajak pulang Nyi Endang Darma untuk bersama-sama melanjutkan pembangunan pedukuhan namun Nyi Endang Darma tidak mau dan hanya berpesan, “Jika kelak tuan hendak memberi nama pedukuhan ini maka namakan lah dengan nama hamba, kiranya permohonan hamba ini tidak berlebihan,karena hamba ikut andil dalam usaha membangun daerah ini”. Pada suatu saat yang telah ditentukan diresmikanlah pedukuhan Cimanuk tersbut, dalam sambutannya Wiralodra berkata “Untuk mengenang jasa orang yang telah ikut membangun pedukuhan ini maka pedukuhan ini kami namakan “DARMA AYU” yang sekarang bernama indramayu,..
asal-usul sejarah kota indramayu
Raden Aria Wiralodra,yang berasal dari daerah Bagelen Jawa Tengah,putra Tumenggung yang barnama Gagak Singalodra. Sejak kecil dia ingin membangun suatu Negara untuk diwariskan kelak kepada cucu-cucunya.
Dan untuk mewujudkan cita-citanya tersebut ia gemar melatih diri dalam olah Kanuragan,tirakat dan bertapa. Suatu masa Raden Wiralodra menjalankan tapa brata dan semedi di perbukitan melaya di kaki gunung Sumbing, setelah melampaui masa tiga tahun ia mendapat wangsit “Hai Wiralodara, apa bila engkau ingin berbahagia serta keturunanmu,pergilah merantau ke arah matahari terbenam dan carilah sungai Cimanuk, mana kala engkau telah tiba disana berhentilah dan tebanglah hutan belukar secukupnya untuk pedukuhan dan menetaplah di sana”. Demi melaksanakan wangsitnya,Raden Wiralodra didampingi abdinya Ki Tinggil. Berangkat ke arah barat untuk mencari sungai Cimanuk dan konon di ceritakan memakan waktu tiga tahun.
Suatu senja sampailah mereka disebuah sungai yang amat besar,Raden Wiralodra mengira sungai itu adalah Cimanuk,maka bermalamlah disitu dan ketika pagi-pagi bangun mereka melihat ada orang tua yang menegur mereka dan menanyakan tujuan mereka.Raden Wiralodra menjelaskan apa maksud dan tujuannya perjalanan mereka, namun orang tua itu berkata “Hai cucuku, tuan telah tersesat, sungai ini bukan Cimanuk, adapun Cimanuk telah terlewat, yaitu terletak di sebelah timur, jadi tuan balik lagi dan berjalanlah kearah timur laut”. Setelah barkata demikian orang trsebut lenyap dan orang tua itu menurut riwayat adalah KiBuyut Sidum,Kidang Penanjung dari Pajajaran.Ki Sidum dalah seorang panakawan tumenggung Sri Baduga yang hidup antara tahun 1474 - 1513. Kemudian Raden Wiralodra dan Ki Tinggil melanjutkan perjalanan menuju timur laut dan setelah berhari- hari mereka melihat sungai besar,Wiralodra berharap sungai tersebut adalah Cimanuk dan tiba- tiba dia melihat kebun yang indah namun pemilik kebun tersebut sangat congkak sampai Wiralodra tak kuasa mengendalikan emosinya,ketika ia hendak membanting pemilik kebun itu,orang itu lenyap hanya ada suara “Hai cucuku Wiralodra ketahuilah bahwa hamba adalah Ki Sidum dan sungai ini adalah sungai Cipunegara,sekarang teruskanlah perjalanan kearah timur,manakala menjumpai seekor kijang bermata berlian ikutilah dimana kijang itu lenyap,maka itulah sungai Cimanuk.Kelak tuan membabad hutan Cimanuk bertapalah jangan tidur karena hal itu penting untuk kebahagiaan anak cucu tuan di kemudian hari”.
Mereka melanjutkan perjalanan kembali bertemulah mereka dengan seorang perempuan bernama Dewi Larawana yang memaksa untuk di persunting Wiralodra namun Wiralodra menolaknya hingga membuat gadis itu marah dan menyerangnya.Wiralodra mengeluarkan cakranya kearah Larawana,dan gadis itupun lenyap barsamaan dengan munculnya seekor kijang.Wiralodra segera mengejarnya kijang tersebut yang lari kearah timur,ketika kijang itu lenyap tampaklah sebuah sungai besar.Karena kelelahan Wiralodra tertidur dan bermimpi bertemu dengan Ki Sidum yang berkata, “Hai cucuku inilah hutan Cimanuk yang di cari, di sinilah kelak tuan bermukim.
”Setelah ada kepastian lewat mimpinya itu Wiralodra dan Ki Tinggil segera membuat gubug dan membuka ladang dan menetap di sebelah barat ujung sungai Cimanuk. Akhirnya tersiarlah ke segenap pelosok bahwa di hutan Cimanuk telah berdiri sebuah pedukuhan.Pedukuhan Cimanuk tersebut makin hari makin banyak penghuninya.Pendatang terus berdatangan,diantara nya seorang wanita cantik yang datang membawa bibit-bibitan, baik bibit padi maupun palawija dan sayur-sayuran. Dia adalah Nyi Endang Dharma seorang wanita paripurna yang kelak bersama-sama Raden Wiralodra mengembangkan Indramayu.Karena kemahirannya dalam ilmu kanuragan maka telah mengundang Pangeran Guru dari Palembang,dia datang ke lembah Cimanuk bersama 24 muridnya untuk menantang Nyi Endang Darma,semua tewas, yang selanjutnya dikuburkan yang sekarang terkenal dengan “Makam Selawe”.
Melihat kejadian itu Ki Tinggil tergerak untuk melaporkannya kepada Raden Wiralodra yang saat itu sedang pulang ke Bagelen.Karena merasa ketentraman penduduknya terusik Raden Wiralodra pun kembali ke Cimanuk untuk mendengarkan kejadian yang sebenarnya dari Nyi Endang Darma.Setelah mendengar penjelasan dari Nyi Endang Darma, Wiralodra mengakui kebenaranya, namun karena ingin menyaksikan langsung kehebatan Nyi Endang Darama,Raden Wiralodra turun untuk adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma.Akhirnya Nyi Endang Darma kewalahan dengan serangan- serangan Wiralodra maka Nyi Endang Darma pun meloncat terjun ke dalam sungai Cimanuk dan mengakui kekalahannya.Wiralodra mengajak pulang Nyi Endang Darma untuk bersama-sama melanjutkan pembangunan pedukuhan namun Nyi Endang Darma tidak mau dan hanya berpesan, “Jika kelak tuan hendak memberi nama pedukuhan ini maka namakan lah dengan nama hamba, kiranya permohonan hamba ini tidak berlebihan,karena hamba ikut andil dalam usaha membangun daerah ini”. Pada suatu saat yang telah ditentukan diresmikanlah pedukuhan Cimanuk tersbut, dalam sambutannya Wiralodra berkata “Untuk mengenang jasa orang yang telah ikut membangun pedukuhan ini maka pedukuhan ini kami namakan “DARMA AYU” yang sekarang bernama indramayu,..
asal-usul sejarah kota indramayu
Raden Aria Wiralodra,yang berasal dari daerah Bagelen Jawa Tengah,putra Tumenggung yang barnama Gagak Singalodra. Sejak kecil dia ingin membangun suatu Negara untuk diwariskan kelak kepada cucu-cucunya.
Dan untuk mewujudkan cita-citanya tersebut ia gemar melatih diri dalam olah Kanuragan,tirakat dan bertapa. Suatu masa Raden Wiralodra menjalankan tapa brata dan semedi di perbukitan melaya di kaki gunung Sumbing, setelah melampaui masa tiga tahun ia mendapat wangsit “Hai Wiralodara, apa bila engkau ingin berbahagia serta keturunanmu,pergilah merantau ke arah matahari terbenam dan carilah sungai Cimanuk, mana kala engkau telah tiba disana berhentilah dan tebanglah hutan belukar secukupnya untuk pedukuhan dan menetaplah di sana”. Demi melaksanakan wangsitnya,Raden Wiralodra didampingi abdinya Ki Tinggil. Berangkat ke arah barat untuk mencari sungai Cimanuk dan konon di ceritakan memakan waktu tiga tahun.
Suatu senja sampailah mereka disebuah sungai yang amat besar,Raden Wiralodra mengira sungai itu adalah Cimanuk,maka bermalamlah disitu dan ketika pagi-pagi bangun mereka melihat ada orang tua yang menegur mereka dan menanyakan tujuan mereka.Raden Wiralodra menjelaskan apa maksud dan tujuannya perjalanan mereka, namun orang tua itu berkata “Hai cucuku, tuan telah tersesat, sungai ini bukan Cimanuk, adapun Cimanuk telah terlewat, yaitu terletak di sebelah timur, jadi tuan balik lagi dan berjalanlah kearah timur laut”. Setelah barkata demikian orang trsebut lenyap dan orang tua itu menurut riwayat adalah KiBuyut Sidum,Kidang Penanjung dari Pajajaran.Ki Sidum dalah seorang panakawan tumenggung Sri Baduga yang hidup antara tahun 1474 - 1513. Kemudian Raden Wiralodra dan Ki Tinggil melanjutkan perjalanan menuju timur laut dan setelah berhari- hari mereka melihat sungai besar,Wiralodra berharap sungai tersebut adalah Cimanuk dan tiba- tiba dia melihat kebun yang indah namun pemilik kebun tersebut sangat congkak sampai Wiralodra tak kuasa mengendalikan emosinya,ketika ia hendak membanting pemilik kebun itu,orang itu lenyap hanya ada suara “Hai cucuku Wiralodra ketahuilah bahwa hamba adalah Ki Sidum dan sungai ini adalah sungai Cipunegara,sekarang teruskanlah perjalanan kearah timur,manakala menjumpai seekor kijang bermata berlian ikutilah dimana kijang itu lenyap,maka itulah sungai Cimanuk.Kelak tuan membabad hutan Cimanuk bertapalah jangan tidur karena hal itu penting untuk kebahagiaan anak cucu tuan di kemudian hari”.
Mereka melanjutkan perjalanan kembali bertemulah mereka dengan seorang perempuan bernama Dewi Larawana yang memaksa untuk di persunting Wiralodra namun Wiralodra menolaknya hingga membuat gadis itu marah dan menyerangnya.Wiralodra mengeluarkan cakranya kearah Larawana,dan gadis itupun lenyap barsamaan dengan munculnya seekor kijang.Wiralodra segera mengejarnya kijang tersebut yang lari kearah timur,ketika kijang itu lenyap tampaklah sebuah sungai besar.Karena kelelahan Wiralodra tertidur dan bermimpi bertemu dengan Ki Sidum yang berkata, “Hai cucuku inilah hutan Cimanuk yang di cari, di sinilah kelak tuan bermukim.
”Setelah ada kepastian lewat mimpinya itu Wiralodra dan Ki Tinggil segera membuat gubug dan membuka ladang dan menetap di sebelah barat ujung sungai Cimanuk. Akhirnya tersiarlah ke segenap pelosok bahwa di hutan Cimanuk telah berdiri sebuah pedukuhan.Pedukuhan Cimanuk tersebut makin hari makin banyak penghuninya.Pendatang terus berdatangan,diantara nya seorang wanita cantik yang datang membawa bibit-bibitan, baik bibit padi maupun palawija dan sayur-sayuran. Dia adalah Nyi Endang Dharma seorang wanita paripurna yang kelak bersama-sama Raden Wiralodra mengembangkan Indramayu.Karena kemahirannya dalam ilmu kanuragan maka telah mengundang Pangeran Guru dari Palembang,dia datang ke lembah Cimanuk bersama 24 muridnya untuk menantang Nyi Endang Darma,semua tewas, yang selanjutnya dikuburkan yang sekarang terkenal dengan “Makam Selawe”.
Melihat kejadian itu Ki Tinggil tergerak untuk melaporkannya kepada Raden Wiralodra yang saat itu sedang pulang ke Bagelen.Karena merasa ketentraman penduduknya terusik Raden Wiralodra pun kembali ke Cimanuk untuk mendengarkan kejadian yang sebenarnya dari Nyi Endang Darma.Setelah mendengar penjelasan dari Nyi Endang Darma, Wiralodra mengakui kebenaranya, namun karena ingin menyaksikan langsung kehebatan Nyi Endang Darama,Raden Wiralodra turun untuk adu kesaktian dengan Nyi Endang Darma.Akhirnya Nyi Endang Darma kewalahan dengan serangan- serangan Wiralodra maka Nyi Endang Darma pun meloncat terjun ke dalam sungai Cimanuk dan mengakui kekalahannya.Wiralodra mengajak pulang Nyi Endang Darma untuk bersama-sama melanjutkan pembangunan pedukuhan namun Nyi Endang Darma tidak mau dan hanya berpesan, “Jika kelak tuan hendak memberi nama pedukuhan ini maka namakan lah dengan nama hamba, kiranya permohonan hamba ini tidak berlebihan,karena hamba ikut andil dalam usaha membangun daerah ini”. Pada suatu saat yang telah ditentukan diresmikanlah pedukuhan Cimanuk tersbut, dalam sambutannya Wiralodra berkata “Untuk mengenang jasa orang yang telah ikut membangun pedukuhan ini maka pedukuhan ini kami namakan “DARMA AYU” yang sekarang bernama indramayu,..
No comments:
Post a Comment